Persepsi yakni kata-kata yang sering kita dengan di sekitar kita. Apa itu persepsi? Secara garis besar, kita sering mengartikan persepsi sebagai sebuah sikap atau pandangan terhadap sesuatu yang sifatnya sangat subjektif. Dalam sebuah persepsi, terdapat anggapan seseorang mengenai suatu objek tertentu atau suatu hal yang menjadi pokok penilaian. Dilihat dari segi etimologi atau asal katanya, persepsi berasal dari bahasa Latin perceptio atau percipio yang berarti tindakan mengenali, menyusun, dan menafsirkan informasi sensoris untuk memperlihatkan citra mengenai lingkungan. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa menyimak pengertian persepsi berdasarkan beberapa ahli.
Beberapa mahir psikologi memperlihatkan pengertian yang berbeda mengenai konsep “Persepsi”. Menurut tokoh psikologi berjulukan Bimo Walgito, pengertian persepsi yakni suatu sikap yang didahului oleh sebuah pengindraan, yaitu sebuah proses yang berwujud sehingga diterimalah stimulus oleh seseorang melalui indera atau bisa juga disebut sebagai proses sensoris.
Ahli psikologi lainnya, Slameto, memperlihatkan pengertian persepsi sebagai suatu proses yang bekerjasama dengan masuknya pesan atau informasi ke dalam otak. Melalui persepsi ini, seseorang selalu mencoba terus-menerus mengadakan kekerabatan dengan lingkungan daerah tinggalnya. Hubungan ini tercipta melalui inderanya, yaitu indra pendengar, indera penglihatan, indera perasa, indera pencium, dan indera perasa.
Menurut mahir psikologi berjulukan Purwodarminto, persepsi yakni sebuah balasan pribadi dari sebuah serapan atau proses insan mengetahui hal-hal tertentu melalui penginderaan. Sementara dalam kamus besar ilmu psikologi, persepsi mempunyai arti sebagai sebuah proses pengamatan insan terhadap lingkungannya melalui indera yang dimilikinya. Proses ini menjadikan seseorang merasa sadar akan apa yang ada di lingkungannya.
Dari semua pengertian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa persepsi secara garis besar merupakan sebuah sinyal yang ada dalam sistem saraf manusia. Sinyal ini diperoleh dari dorongan fisik atau kimia yang didapat dari organ penginderaan. Sejak berkembangnya ilmu psikologi, pemahaman persepsi telah banyak berkembang dengan adonan banyak sekali teknik. Dalam ilmu psikofisika, secara kuantitatif telah dijelaskan kekerabatan sifat-sifat fisika dengan rangsangan-rangsangan dan juga persepsi. Ilmu-ilmu saraf sensoris juga telah mempelajari prosedur atau kinerja otak yang melandasi persepsi.
Menurut Wikipedia
Persepsi (dari bahasa Latin perceptio, percipio) yakni tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memeberikan citra dan pemahaman perihal lingkungan.Persepsi mencakup semua sinyal dalam sistem saraf, yang merupakan hasil dari stimulasi fisik atau kimia dari organ pengindra. Seperti contohnya penglihatan yang merupakan cahaya yang mengenai retina pada mata, pencium yang menggunakan media molekul wangi (aroma), dan pendengaran yang melibatkan gelombang suara. Persepsi bukanlah penerimaan aba-aba secara pasif, tetapi dibuat oleh pembelajaran, ingatan, harapan, dan perhatian. Persepsi bergantung pada fungsi kompleks sistem saraf, tetapi tampak tidak ada lantaran terjadi di luar kesadaran.
Sejak ditemukannya psikologi eksperimen pada era ke-19, pemahaman psikologi terhadap persepsi telah berkembang melalui penggabungan banyak sekali teknik. Dalam bidang psikofisika telah dijelaskan secara kuantitatif kekerabatan antara sifat-sifat fisika dari suatu rangsangan dan persepsi. Ilmu saraf sensoris mempelajari perihal prosedur otak yang mendasari persepsi. Sistem persepsi juga bisa dipelajari melalui komputasi, dari informasi yang diproses oleh sistem tersebut. Persepsi dalam filosofi yakni sejauh mana unsur-unsur sensori menyerupai suara, aroma, atau warna ada dalam realitas objektif, bukan dalam pikiran perseptor.
Persepsi bisa disimpulkan sebagai reaksi atas rangsangan penginderaan. Oleh lantaran itu, persepsi dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya yakni persepsi visual, persepsi auditori, persepsi perabaan, persepsi penciuman, persepsi pengecapan, dan persepsi selektif. Jenis-jenis persepsi sesuai dengan rangsangan atau dorongan yang diperoleh oleh penginderaan. Persepsi mempunyai sifat yang sangat subjektif lantaran bergantung kepada kemampuan seseorang menafsirkan lingkungannya. Persepsi antara satu orang dengan yang lainnya pun kerap kali mempunyai perbedaan. Demikian yakni ulasan sederhana mengenai pengertian persepsi. Semoga informasi ini menambah pengetahuan dan wawasan Anda.
Begitu pula ketika kita melihat uang logam dari arah samping, kita tetap akan menyebut uang logam tersebut berbentuk bundar. Padahal apabila kita melihat dari samping maka bahwasanya kita melihat uang logam tersebut berbentuk pipih. Itulah yang disebut dengan kekonstanan persepsi, kita memperlihatkan persepsi terhadap suatu objek berdasarkan pengalaman yang kita peroleh sebelumnya
Teori kekerabatan yakni perjuangan ketika individu-individu mengamati sikap untuk memilih apakah hal ini disebabkan secara internal atau eksternal.[5]
Efek halo
Efek halo yakni menciptakan sebuah citra umum perihal seorang individu berdasarkan sebuah karakteristik. Ketika menciptakan sebuah kesan umum perihal seorang individu berdasarkan sebuah karakteristik, menyerupai kepandaian, keramahan, atau penampilan, imbas halo sedang bekerja.[6] Kenyataan akan imbas halo diperkuat dalam sebuah penelitian, yaitu ketika para pelaku diberi daftar sifat menyerupai pandai, mahir, praktis, rajin, tekun, dan ramah, kemudian diminta untuk mengevaluasi individu dengan sifat-sifat tersebut diberlakukan.[7] Ketika sifat-sifat itu digunakan, individu tersebut dinilai bijaksana, humoris, populer, dan imajinatif.[7] Ketika daftar yang sama dimodifikasi diperoleh serangkaian persepsi yang sama sekali berbeda - beda [7]
Pembedaan dengan sensasi
Istilah persepsi sering dikacaukan dengan sensasi. Sensasi hanya berupa kesan sesaat, ketika stimulus gres diterima otak dan belum diorganisasikan dengan stimulus lainnya dan ingatan-ingatan yang bekerjasama dengan stimulus tersebut. Misalnya meja yang terasa kasar, yang berarti sebuah sensasi dari rabaan terhadap meja.
Sebaliknya persepsi mempunyai teladan meja yang tidak lezat digunakan menulis, ketika otak menerima stimulus rabaan meja yang kasar, penglihatan atas meja yang banyak coretan, dan kenangan pada masa kemudian ketika menggunakan meja yang menyerupai kemudian goresan pena menjadi jelek.
Jenis
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera mengakibatkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis
Pengertian, Teori, Jenis dan Bentuk Persepsi Menurut Beberapa Ahli |
Pengertian Persepsi Menurut Ahli
Beberapa mahir psikologi memperlihatkan pengertian yang berbeda mengenai konsep “Persepsi”. Menurut tokoh psikologi berjulukan Bimo Walgito, pengertian persepsi yakni suatu sikap yang didahului oleh sebuah pengindraan, yaitu sebuah proses yang berwujud sehingga diterimalah stimulus oleh seseorang melalui indera atau bisa juga disebut sebagai proses sensoris.Ahli psikologi lainnya, Slameto, memperlihatkan pengertian persepsi sebagai suatu proses yang bekerjasama dengan masuknya pesan atau informasi ke dalam otak. Melalui persepsi ini, seseorang selalu mencoba terus-menerus mengadakan kekerabatan dengan lingkungan daerah tinggalnya. Hubungan ini tercipta melalui inderanya, yaitu indra pendengar, indera penglihatan, indera perasa, indera pencium, dan indera perasa.
Menurut mahir psikologi berjulukan Purwodarminto, persepsi yakni sebuah balasan pribadi dari sebuah serapan atau proses insan mengetahui hal-hal tertentu melalui penginderaan. Sementara dalam kamus besar ilmu psikologi, persepsi mempunyai arti sebagai sebuah proses pengamatan insan terhadap lingkungannya melalui indera yang dimilikinya. Proses ini menjadikan seseorang merasa sadar akan apa yang ada di lingkungannya.
Dari semua pengertian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa persepsi secara garis besar merupakan sebuah sinyal yang ada dalam sistem saraf manusia. Sinyal ini diperoleh dari dorongan fisik atau kimia yang didapat dari organ penginderaan. Sejak berkembangnya ilmu psikologi, pemahaman persepsi telah banyak berkembang dengan adonan banyak sekali teknik. Dalam ilmu psikofisika, secara kuantitatif telah dijelaskan kekerabatan sifat-sifat fisika dengan rangsangan-rangsangan dan juga persepsi. Ilmu-ilmu saraf sensoris juga telah mempelajari prosedur atau kinerja otak yang melandasi persepsi.
Menurut Wikipedia
Persepsi (dari bahasa Latin perceptio, percipio) yakni tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memeberikan citra dan pemahaman perihal lingkungan.Persepsi mencakup semua sinyal dalam sistem saraf, yang merupakan hasil dari stimulasi fisik atau kimia dari organ pengindra. Seperti contohnya penglihatan yang merupakan cahaya yang mengenai retina pada mata, pencium yang menggunakan media molekul wangi (aroma), dan pendengaran yang melibatkan gelombang suara. Persepsi bukanlah penerimaan aba-aba secara pasif, tetapi dibuat oleh pembelajaran, ingatan, harapan, dan perhatian. Persepsi bergantung pada fungsi kompleks sistem saraf, tetapi tampak tidak ada lantaran terjadi di luar kesadaran.
Sejak ditemukannya psikologi eksperimen pada era ke-19, pemahaman psikologi terhadap persepsi telah berkembang melalui penggabungan banyak sekali teknik. Dalam bidang psikofisika telah dijelaskan secara kuantitatif kekerabatan antara sifat-sifat fisika dari suatu rangsangan dan persepsi. Ilmu saraf sensoris mempelajari perihal prosedur otak yang mendasari persepsi. Sistem persepsi juga bisa dipelajari melalui komputasi, dari informasi yang diproses oleh sistem tersebut. Persepsi dalam filosofi yakni sejauh mana unsur-unsur sensori menyerupai suara, aroma, atau warna ada dalam realitas objektif, bukan dalam pikiran perseptor.
Persepsi bisa disimpulkan sebagai reaksi atas rangsangan penginderaan. Oleh lantaran itu, persepsi dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya yakni persepsi visual, persepsi auditori, persepsi perabaan, persepsi penciuman, persepsi pengecapan, dan persepsi selektif. Jenis-jenis persepsi sesuai dengan rangsangan atau dorongan yang diperoleh oleh penginderaan. Persepsi mempunyai sifat yang sangat subjektif lantaran bergantung kepada kemampuan seseorang menafsirkan lingkungannya. Persepsi antara satu orang dengan yang lainnya pun kerap kali mempunyai perbedaan. Demikian yakni ulasan sederhana mengenai pengertian persepsi. Semoga informasi ini menambah pengetahuan dan wawasan Anda.
Kekonstanan Persepsi
Di dalam pembelajaran persepsi kita perlu juga mengenal perihal kekonstanan persepsi (konsistensi), yaitu persepsi bersifat tetap yang dipengaruhi oleh pengalaman. Kekonstanan persepsi tersebut mencakup bentuk, ukuran, dan warna. Salah satu teladan kekonstanan persepsi, yaitu ketika kita meminum susu di daerah yang gelap maka kita tidak akan menyebut warna susu tersebut hitam, melainkan kita akan tetap menyebut warna susu yakni putih meski di dalam kegelapan warna putih bahwasanya tidak tampak.Begitu pula ketika kita melihat uang logam dari arah samping, kita tetap akan menyebut uang logam tersebut berbentuk bundar. Padahal apabila kita melihat dari samping maka bahwasanya kita melihat uang logam tersebut berbentuk pipih. Itulah yang disebut dengan kekonstanan persepsi, kita memperlihatkan persepsi terhadap suatu objek berdasarkan pengalaman yang kita peroleh sebelumnya
Teori
Teori persepsi hubunganTeori kekerabatan yakni perjuangan ketika individu-individu mengamati sikap untuk memilih apakah hal ini disebabkan secara internal atau eksternal.[5]
Efek halo
Efek halo yakni menciptakan sebuah citra umum perihal seorang individu berdasarkan sebuah karakteristik. Ketika menciptakan sebuah kesan umum perihal seorang individu berdasarkan sebuah karakteristik, menyerupai kepandaian, keramahan, atau penampilan, imbas halo sedang bekerja.[6] Kenyataan akan imbas halo diperkuat dalam sebuah penelitian, yaitu ketika para pelaku diberi daftar sifat menyerupai pandai, mahir, praktis, rajin, tekun, dan ramah, kemudian diminta untuk mengevaluasi individu dengan sifat-sifat tersebut diberlakukan.[7] Ketika sifat-sifat itu digunakan, individu tersebut dinilai bijaksana, humoris, populer, dan imajinatif.[7] Ketika daftar yang sama dimodifikasi diperoleh serangkaian persepsi yang sama sekali berbeda - beda [7]
Pembedaan dengan sensasi
Istilah persepsi sering dikacaukan dengan sensasi. Sensasi hanya berupa kesan sesaat, ketika stimulus gres diterima otak dan belum diorganisasikan dengan stimulus lainnya dan ingatan-ingatan yang bekerjasama dengan stimulus tersebut. Misalnya meja yang terasa kasar, yang berarti sebuah sensasi dari rabaan terhadap meja.
Sebaliknya persepsi mempunyai teladan meja yang tidak lezat digunakan menulis, ketika otak menerima stimulus rabaan meja yang kasar, penglihatan atas meja yang banyak coretan, dan kenangan pada masa kemudian ketika menggunakan meja yang menyerupai kemudian goresan pena menjadi jelek.
Jenis
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera mengakibatkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis
- Persepsi visual, Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan.[8] Persepsi ini yakni persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan memengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya.[8] Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari. Persepsi kaum muslimin harus mengacu pada Al-Qur'an dan As-Sunnah, ini yang kemudian disebut Islamic Worldview. Persepsi visual merupakan hasil dari apa yang kita lihat baik sebelum kita melihat atau masih membayangkan dan sehabis melaksanakan pada objek yang dituju
- Persepsi auditori, Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
- Persepsi perabaan, Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
- Persepsi penciuman, Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
- Persepsi pengecapan, Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
- Persepsi selektif, persepsi selektif yakni menginterpretasikan secara selektif apa yang dilihat seseorang yang berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman, dan sikap seseorang.
Faktor Memperngaruhi Persepsi Seseorang
Miftah Toha (2003: 154) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang yakni sebagai berikut :
- Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.
- Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal gres dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.
David Krech (1962) faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi seseorang adalah: 1) Frame of Reference, yaitu ke rangka pengetahuan yang dimiliki yang dipengaruhi dari pendidikan, bacaan, penilitian, dll. 2) Frame of experience, yaitu berdasarkan pengalam an yang telah dialaminya yang tidak terlepas dari keadaan lingkungan sekitarnya
Sedangkan berdasarkan Stephen P. Robins, (1996) terdapat 3 faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu:
1. Individu yang bersangkutan (pemersepsi)
Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi perihal apa yang dilihatnya itu, ia akan dipengaruhi oleh karakterisktik individual yang dimilikinnya seperti sikap, motif, kepentingan, minat, pengalaman, pengetahuan, dan harapannya.
2. Sasaran dari persepsi
Sasaran dari persepsi sanggup berupa orang, benda, ataupun peristiwa. Sifat-sifat itu biasanya kuat terhadap pe rsepsi orang yang melihatnya. Persepsi terhadap target bukan merupakan sesuatu yang dilihat secara teori melainkan dalam kaitannya dengan orang lain yang terlibat. Hal tersebut yang mengakibatkan seseorang cenderung mengelompokkan orang, benda, ataupun insiden sejenis dan memisahkannya dari kelompok lain yang tidak serupa.
3. Situasi
Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti situasi dimana persepsi tersebut timbul, harus menerima perhatian. Situasi me rupakan faktor yang turut berperan dalam proses pem bentukan persepsi seseorang.
Menurut Bimo Walgito (2004: 70) faktor-faktor yang berperan dalam persepsi sanggup dikemukakan beberapa faktor, yaitu:
- Objek yang dipersepsi Objek menjadikan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus sanggup tiba dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga sanggup tiba dari dalam diri individu yang bersangkutan yang pribadi mengenai syaraf peserta yang bekerja sebagai reseptor
- Alat indera, syaraf dan susunan syaraf Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk mendapatkan stimulus, di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diharapkan motoris yang sanggup membentuk persepsi seseorang
- Perhatian Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diharapkan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh kegiatan individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek
Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama lain dan akan kuat pada individu dalam mempersepsi suatu objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama.
Persepsi seseorang atau kelompok sanggup jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi sanggup ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaanperbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya
Bentuk – bentuk persepsi
Terdapat beberapa bentuk persepsi dalam psikologi, yaitu :
1. Penglihatan
Visis atau pengelihatan merupakan indra insan yang paling utama. Cahaya diterima oleh kedua mata dan difokuskan dengan sedemikian rupa di mana kemudian diteruskan ke retina berdasarkan arah datangnya sumber cahaya tersebut. Retina yang menangkap informasi ini kemudian meneruskannya ke otak untuk diproses. /secara keseluruhan, ada sekitar 15 informasi yang berbeda yang diteruskan melalui syaraf optik.
2. Pendengaran
Syaraf pendengaran merupakan kemampuan untuk memperlihatkan suatu pengamatan terhadap bunyi yang diterima melalui getaran udara. Frekuensi yang sanggup didengar leh mansia disebut sebagai audio atau sonic. Rentang frekuensi ini biasanya antara 20Hz hingga 20,000 Hz.
Frekuensi yang lebih tinggi dari ini dan tidak sanggup terdengar oleh insan dinamakan ultrasonic dan frekuensi yang berada di bawah rentang frekuensi ini dinamakan infrasonic. Sistem pendengaran insan sendiri terdiri dari 3 penggalan yaitu indera pendengaran penggalan luar yang mengumpulkan dan memfilter suara, indera pendengaran penggalan tengah yang mengubah tekanan bunyi dan indera pendengaran penggalan dalam yang menghasilkan sinyal syaraf untuk diproses oleh otak.
3. Sentuhan
Persepsi haptic merupakan proses untuk mengenali banyak sekali objek melalui sentuhan. Ini melibatkan kombinasi dari penginderaan dengan pola dan tekstur pada permukaan kulit manusia. Manusia sanggup mengenal dan secara akurat mengidentifikasi objek 3 dimensi melalui sentuhan. Ini melibatkan proses eksplorasi menyerupai menggerakkan jari melalui permukaan luar dari objek atau memegang keseluruhan objek di tangan.
Persepsi haptic mengandalkan pada kekuatan pengalaman dalam sentuhan. Gibson mendefinisikan sistem haptic sebagai sensibilitas dari individu terhadap dunia di luar dari tubuhnya dengan menggunakan tubuhnya. Gibson menekankan pada kekerabatan bersahabat antara persepsi haptic dan pergerakan tubuh, Konsep persepsi haptic terkait dengan penggunaan suatu alat menyerupai tongkat . Pengalaman persepsual seara transparan ditransfer pada penggunaan alat tersebut.
4. Rasa
Rasa merupakan kemampuan untuk memperlihatkan persepsi terhadap rasa dari suatu objek, termasuk tapi tidak terbatas pada makanan. Manusia mendapatkan rasa melalui organ pengindra yaitu pengecap rasa yang terdapat pada permukaan lidah.
Pada pengecap manusia, terdapat sekitar 100 ampai 150 reseptor peserta rasa yang di daam masing-masingnya terdapat tidak kurang dari 10,000 pengecap rasa. Rasa-rasa dasar yakni manis, pahit, asam , asin dan umami. Rasa-rasa lainnya didapatkan sebagai kombinasi dari rasa-rasa dasar tersebut.
5. Sosial
Persepsi social merupakan penggalan dari persepsi yang memperbolehkan insan untuk memahamai individu dan kelompok dalam dunia social mereka, sehingga merupakan penggalan dari kognisi social.
6. Bicara
Persepsi dalam berbicara merupakan suatu proses dalam bahasa yang didengar, diintepretasikan dan dimengerti. Riset dalam persepsi berbicara mencoba untuk memahami bagaimana insan mendengar dan memahami bunyi yang berisi kata-kata dan menggunakan informasi yang diperoleh untuk memahami bahasa ang diucapkan.
Proses pemahaman akan bahasa ini dimulai dari tingkat bunyi di mana sinyal audio akan diproses menyerupai dalam pendengaran. Sinyal audio pada awalnya dibandingkan dengan informasi visual, paling utamanya yakni pergerakan bibir untuk mendapatkan petunjuk.
7. Wajah
Persepsi terhadap wajah mengacu kepada proses kognitifyang menspesialisasi pada penanganan wajah insan termasuk persepsi terhadap identitas dari suatu individu dan ekspresi wajah menyerupai petunjuk emosional.
8. Sentuhan sosial
Sentuhan social merupakan persepsi yang dibuat ketika mendapatkan sentuhan dari individu lainnya. Informasi yang diterima dari individu lainnya diterima dan diproses dengan cara yang berbeda dengan informasi sentuhan yang diterima dari interaksi dengan objek lainnya.
9. Persepsi yang terbentuk melalui indra lainnya
Indra lainnya memungkinkan badan insan untuk banyak sekali macam persepsi menyerupai gravitasi, keseimbangan tubuh, posisi dari penggalan bagian badan dan bahkan untuk pembuangan urine dan feces, serta sensasi yang dirasakan di dalam kerongkongan dan paru-paru.
Pencarian yang paling banyak dicari
- proses persepsi
- persepsi dalam psikologi
- contoh persepsi
- persepsi berdasarkan para ahli
- faktor yang mempengaruhi persepsi
- persepsi pdf
- makalah persepsi
- buku perihal persepsi