Urang Kanekes, Orang Kanekes atau Orang Baduy/Badui merupakankelompok masyarakat susila suku Banten di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Populasi mereka sekitar 26.000 orang, dan mereka merupakan salah satu suku yang mengisolasi diri mereka dari dunia luar. Selain itu mereka juga mempunyai iktikad tabu untuk difoto, khususnya penduduk wilayah Baduy Dalam.
Sebutan "Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). Kemungkinan lain ialah alasannya ialah adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bab utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau "orang Kanekes" sesuai dengan nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka menyerupai Urang Cibeo (Garna, 1993).
Desa Baduy Dalam telah menarik lebih banyak wisatawan yang ingin menyaksikan keindahan alam dan acara sehari-hari suku Baduy. Berlokasi di Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, suku Baduy masih menganut tradisi.
Mengingat bahwa desa tersebut berada jauh di dalam hutan, KompasTravel telah menciptakan daftar planning yang harus Anda pertimbangkan jikalau Anda berminat untuk berkunjung.
Pendiri Komunitas Baduy Keke menyampaikan hal yang paling penting untuk diingat ialah stamina fisik Anda. "Pengunjung harus ingat bahwa [sampai disini] tidak ada piknik. Jaraknya cukup jauh dan dapat jadi trekking, jadi bersiaplah, "kata Keke kepada KompasTravel di Desa Balingbing, Banten, pekan lalu.
Bawa jas hujan, jaket, ransel, senter dan kantong tidur.
Di siang hari Anda dapat menemukan penjual bakso dari luar desa, tapi ketika malam tiba, Anda diharapkan menyiapkan makanan sendiri.
Baca juga: Baduy Dalam merayakan panen, tutup selama tiga bulan
Salah satu tokoh suku, Ayah Mursid, menyampaikan kepada KompasTravel bahwa pengunjung tidak boleh memotret atau merekam video di Baduy Dalam. Mereka juga dihentikan memakai sabun, sampo atau pasta gigi ketika mandi di sungai.
Keke menambahkan bahwa pengunjung diharapkan untuk menghormati dan mematuhi peraturan, serta kearifan lokal suku Baduy.
"Suku Baduy sangat menghormati alam. Jadi, tolong hormati peraturan mereka perihal sampah sembarangan. Jangan menyumbat desa dengan sampah. Pengunjung diharapkan dapat mengurus sampah mereka dan membawanya pulang bersama mereka, "kata Keke.
Panduan dan Trik untuk mengunjungi desa Baduy |
Sebutan "Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). Kemungkinan lain ialah alasannya ialah adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bab utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau "orang Kanekes" sesuai dengan nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka menyerupai Urang Cibeo (Garna, 1993).
Desa Baduy Dalam telah menarik lebih banyak wisatawan yang ingin menyaksikan keindahan alam dan acara sehari-hari suku Baduy. Berlokasi di Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, suku Baduy masih menganut tradisi.
Mengingat bahwa desa tersebut berada jauh di dalam hutan, KompasTravel telah menciptakan daftar planning yang harus Anda pertimbangkan jikalau Anda berminat untuk berkunjung.
1. Siapkan fisik anda
Baduy terbagi menjadi dua bagian, Baduy Luar dan Baduy Dalam, yang terdiri dari 65 desa. Untuk mencapai daerah tersebut, satu-satunya cara transportasi bagi pengunjung ialah berjalan.Pendiri Komunitas Baduy Keke menyampaikan hal yang paling penting untuk diingat ialah stamina fisik Anda. "Pengunjung harus ingat bahwa [sampai disini] tidak ada piknik. Jaraknya cukup jauh dan dapat jadi trekking, jadi bersiaplah, "kata Keke kepada KompasTravel di Desa Balingbing, Banten, pekan lalu.
2. Siapkan persediaan Anda
Begitu Anda yakin badan Anda memenuhi tugas, bersiaplah dengan peralatan yang diperlukan, menyerupai sepatu yang nyaman dan kokoh, alasannya ialah Anda akan berjalan di jalan berbatu. Ada kemungkinan bebatuan akan menjadi licin ketika hujan.Bawa jas hujan, jaket, ransel, senter dan kantong tidur.
3. Bawa makanan sendiri
Jika Anda berencana bermalam di rumah setempat, bawalah makanan Anda sendiri alasannya ialah tidak ada warung makan di desa.Di siang hari Anda dapat menemukan penjual bakso dari luar desa, tapi ketika malam tiba, Anda diharapkan menyiapkan makanan sendiri.
Baca juga: Baduy Dalam merayakan panen, tutup selama tiga bulan
4. Patuhi peraturannya
Suku Baduy memegang teguh tradisi mereka, sehingga pengunjung diharapkan melaksanakan hal yang sama. Ada sejumlah peraturan yang harus Anda patuhi di Baduy Dalam.Salah satu tokoh suku, Ayah Mursid, menyampaikan kepada KompasTravel bahwa pengunjung tidak boleh memotret atau merekam video di Baduy Dalam. Mereka juga dihentikan memakai sabun, sampo atau pasta gigi ketika mandi di sungai.
Keke menambahkan bahwa pengunjung diharapkan untuk menghormati dan mematuhi peraturan, serta kearifan lokal suku Baduy.
5. Jangan Buang sampah
Keke menyampaikan ada larangan ketat untuk mengotori sampah. Pengunjung harus membawa sampah mereka pulang."Suku Baduy sangat menghormati alam. Jadi, tolong hormati peraturan mereka perihal sampah sembarangan. Jangan menyumbat desa dengan sampah. Pengunjung diharapkan dapat mengurus sampah mereka dan membawanya pulang bersama mereka, "kata Keke.