Para ilmuwan telah menyebarkan sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence / AI) yang secara otomatis sanggup mendeteksi kanker kolorektal dalam waktu kurang dari satu detik.
Periset dari Universitas Showa di Yokohama, Jepang menyebarkan sistem diagnostik berbantuan komputer yang memakai gambar endositroskopis - sebuah tampilan polip colorectal berukuran 500 kali lipat - untuk menganalisis sekitar 300 fitur polip sehabis menerapkan mode pita sempit (NBI). atau pewarnaan dengan biru metilen.
Sistem ini membandingkan fitur dari masing-masing polip terhadap lebih dari 30.000 gambar endositoskopik yang dipakai untuk pembelajaran mesin, yang memungkinkannya untuk memprediksi patologi lesi dalam waktu kurang dari satu detik.
Periset mempelajari 250 laki-laki dan perempuan di mana polip kolorektal telah terdeteksi memakai endositroskopi.
Sistem derma AI dipakai untuk memprediksi patologi masing-masing polip dan prediksi tersebut dibandingkan dengan laporan patologis yang diperoleh dari spesimen reseksi terakhir.
Tim tersebut menilai 306 polip secara real-time dengan memakai sistem derma AI, memperlihatkan sensitivitas 94 persen, spesifisitas 79 persen, akurasi 86 persen, dan nilai prediksi konkret dan negatif masing-masing 79 persen dan 93 persen, dalam mengidentifikasi perubahan neoplastik
"Kami yakin hasil ini sanggup diterima untuk penerapan klinis dan tujuan eksklusif kami ialah untuk mendapat persetujuan peraturan sistem diagnostik," kata Yuichi Mori dari Universitas Showa di Yokohama.
Tim melaksanakan studi multi-pusat untuk tujuan ini dan juga sedang berupaya menyebarkan sistem deteksi polip otomatis.
"Identifikasi adenoma yang sempurna dikala kolonoskopi berkontribusi pada reseksi lengkap lesi neoplastik," kata Mori.
"Ini diperkirakan sanggup mengurangi risiko kanker kolorektal dan berakhirnya, kanker terkait kematian," tambah Mori.
Periset dari Universitas Showa di Yokohama, Jepang menyebarkan sistem diagnostik berbantuan komputer yang memakai gambar endositroskopis - sebuah tampilan polip colorectal berukuran 500 kali lipat - untuk menganalisis sekitar 300 fitur polip sehabis menerapkan mode pita sempit (NBI). atau pewarnaan dengan biru metilen.
Sistem ini membandingkan fitur dari masing-masing polip terhadap lebih dari 30.000 gambar endositoskopik yang dipakai untuk pembelajaran mesin, yang memungkinkannya untuk memprediksi patologi lesi dalam waktu kurang dari satu detik.
Periset mempelajari 250 laki-laki dan perempuan di mana polip kolorektal telah terdeteksi memakai endositroskopi.
Sistem derma AI dipakai untuk memprediksi patologi masing-masing polip dan prediksi tersebut dibandingkan dengan laporan patologis yang diperoleh dari spesimen reseksi terakhir.
Tim tersebut menilai 306 polip secara real-time dengan memakai sistem derma AI, memperlihatkan sensitivitas 94 persen, spesifisitas 79 persen, akurasi 86 persen, dan nilai prediksi konkret dan negatif masing-masing 79 persen dan 93 persen, dalam mengidentifikasi perubahan neoplastik
"Kami yakin hasil ini sanggup diterima untuk penerapan klinis dan tujuan eksklusif kami ialah untuk mendapat persetujuan peraturan sistem diagnostik," kata Yuichi Mori dari Universitas Showa di Yokohama.
Tim melaksanakan studi multi-pusat untuk tujuan ini dan juga sedang berupaya menyebarkan sistem deteksi polip otomatis.
"Identifikasi adenoma yang sempurna dikala kolonoskopi berkontribusi pada reseksi lengkap lesi neoplastik," kata Mori.
"Ini diperkirakan sanggup mengurangi risiko kanker kolorektal dan berakhirnya, kanker terkait kematian," tambah Mori.