Pengertian majas yakni gaya bahasa yang memakai persamaan, perbandingan serta kata-kata kiasan lainnya untuk memperjelas penyampaian maksud dan tujuan. Terkadang kalimat-kalimat maupun ucapan yang disampaikan penulis maupun pembicara belum begitu jelas, perlu dipertegas atau untuk menambah estetika, dibutuhkan majas. Secara singkat penggunaan majas tertentu dalam gaya bahasa sanggup mengubah serta menyebabkan konotasi tertentu dengan membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum.
Sering kali majas dianggap sinonim (persamaan atau padanan kata) dari gaya bahasa. Namun tolong-menolong majas merupakan bab dari gaya bahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa majas yakni cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain; kiasan.
Majas termasuk dalam tataran semantik yaitu cabang linguistik yang mempelajari arti/makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi lain, alasannya yakni hanyalah suatu kasus khusus dari fungsi implisit (dalam metafora, metonimi, sinekdok, litotes, ironi, dan lain-lain).
Secara internasional majas merupakan a figure of speech (stylistic device atau rhetorical device) yaitu salah satu teknik untuk menawarkan pemanis makna, gagasan, atau perasaan dengan memakai sebuah kiasan (perangkat gaya atau perangkat retoris ) untuk menawarkan penekanan, kesejukan ekspresi, atau kejelasan.
Banyak macam majas yang ada, baik itu digunakan untuk tuturan maupun tulisan. Namun secara umum, gaya bahasa majas diklasiļ¬kasikan menjadi empat macam, yaitu
Berikut beberapa majas yang sering digunakan beserta contohnya.
Majas menurut urutan abjad, halamana [A – I] dan halaman [K – T]
[A]
Majas Apofasis atau Preterisio yakni gaya bahasa yang menegaskan sesuatu dengan cara seperti menyangkal yang ditegaskan.
Majas Aliterasi yakni gaya bahasa dengan cara mengulang suara konsonan pada awal kata secara berurutan.
Majas Antiklimaks yakni gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lma semakin menurun.
Majas Antitesis yakni gaya bahasa yang memakai pasangan kata yang berlawanan maknanya.
Majas Anafora yakni repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap garis.
Majas Anadiplosis yakni kata atau frasa terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frasa pertama dari klausa berikutnya.
Majas Aliterasi yakni gaya bahasa berupa perulangan suara vokal yang sama.
Majas Asonansi yakni gaya bahasa berupa perulangan suara vokal yang sama.
Majas Anastrof atau Inversi yakni gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat kalimat mendahului subejeknya alasannya yakni lebih diutamakan.
Majas Apostrof yakni gaya bahasa yang berbentuk pengalihan amanat dari para hadirin kepada sesuatu yang tidak hadir.
Majas Asindeton yakni gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa memakai kata penghubung biar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan.
Majas Asosiasi atau Simile yakni gaya bahasa yang membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya.
Majas Alegori yakni gaya bahasa yang membandingkan kehidupan insan dengan alam.
Majas Alusi yakni gaya bahasa yang menghubungkan sesuatu dengan orang, tempat atau peristiwa.
Majas Antonomasia yakni gaya bahasa yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri.
Majas Antifrasis yakni gaya bahsa ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna sebaliknya, yang sanggup saja dianggap sebagai ironi sendiri, atau kata-kata yang digunakan untuk menangkal kejahatan, roh jahat, dan sebagainya.
Majas Alusio yakni gaya bahasa yang memakai pribahasa atau ungkapan.
Majas Anakronisme yakni gaya bahasa yang memperlihatkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada ketika itu.
Majas Asindeton yakni gaya bahasa yang bersifat padat dan mampat, beberapa kata, frasa, klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung. Acuan yang sanggup dipergunakan sanggup berbahasa asing, bahasa Indonesia, maupun bahasa daerah.
[E]
Majas Epizeuksis yakni repetisi yang bersifat langsung, artinya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut.
Majas Epistrofora yakni repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa pada final kalimat berurutan
Majas Epanalepsis yakni pengulangan yang berwujud kata terakhir dari baris, klausa atau kalimat, mengulang kata pertama.
Majas Elipsis yakni gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan gampang sanggup diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca.
Majas Eufimisme yakni gaya bahasa penghalus untuk menjaga kesopanan atau menghindari timbulnya kesan yang tidak menyenangkan.
Majas Erotesis atau Pertanyaan Retoris yakni pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau goresan pena dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan aksentuasi yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban.
Majas Eponim yakni gaya dimana seseorang namanya begitu sering dihubungakan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu digunakan untuk menyatakan suatu sifat tertentu sehingga nama itu digunakan untuk menyatakan sifat itu.
Majas Epitet yakni gaya bahasa yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau sesuatu hal.
Majas Eksklmasio yakni gaya bahasa yang memakai kata-kata seru atau tiruan bunyi.
Majas Enumerasio yakni beberapa insiden yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu biar tiap insiden dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas.
[H]
Majas Hiperbola yakni gaya bahasa yang cara pengungkapannya dengan melebih-lebihkan kenyataan sehingga menjadi tidak masuk akal.
Kita berjuang hingga titik darah penghabisan
Majas Histeron Proteron yakni gaya bahasa yang merupakan kebailikan dari sesuatu yang logis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar.
Majas Hipalase yakni gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan.
[I]
Majas Ironi yakni gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan.
Majas Inuendo yakni gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Majas Interupsi yakni gaya bahasa yang memakai kata-kata atau bab kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat.
Majas menurut urutan abjad, halamanan [Pengertian] dan halaman [K – T]
Halaman [K] – [T]
[K]
Majas Klimaks yakni gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin usang semakin meningkat.
Majas Kiasmus yakni gaya bahasa yang terdiri dari dua bagian, yang bersifat berimbang, dan dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan frasa dan klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan frasa atau klausa lainnya.
Majas Koreksio atau Epanortosis yakni gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya.
Majas Kontradiksio Interminis yakni gaya bahasa yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah dikemukakan sebelumnya.
[L]
Majas Litotes yakni gaya bahasa yang pengungkapannya dengan cara mengecilkan fakta yang bertujuan untuk merendahkan diri.
[M]
Majas Metonemia yakni gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain, alasannya yakni mempunyai kedekatan.
Majas Mesodiplosis yakni repetisi di tengah-tengah baris-baris atau beberapa kalimat berurutan.
Majas Metafora yakni gaya bahasa yang membandingkan suatu benda tertentu dengan benda lain yang mempunyai sifat sama.
Majas Metonimia yakni gaya bahasa yang memakai nama ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri.
[O]
Majas Oksimoron yakni gaya bahasa yang mengandung kontradiksi dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama.
Majas Okupasi yakni gaya bahasa yang menyatakan bantahan atau keberatan terhadap sesuatu yang oleh orang banyak dianggap benar.
[P]
Majas Pleonasme yakni gaya bahasa dengan menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah terang atau menambahkan keterangan yang tolong-menolong tidak diperlukan.
Majas Pararima yakni gaya bahasa dengan cara mengulang konsonan di awal dan final dalam kata atau bab kata yang berlainan.
Majas Polisindeton yakni gaya bahasa kebalikan dari asidenton, beberapa kata, frasa, klausa yang berurutan dihubungkan satu sama lain dengan kata sambung.
Majas Paralelisme yakni gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau kalimat.
Majas Polisindeton yakni gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut dengan memakai kata penghubung.
Majas Pleonasme yakni gaya bahasa yang menawarkan keterangan dengan kata-kata yang maknanya sudah tercakup dalam kata yang diterangkan atau mendahului.
Majas Parifrasis yakni gaya bahasa yang menggantikan sebuah kata dengan frase atau serangkaian kata yang sama artinya.
Majas Prolepsis atau Antisipasi yakni gaya bahasa dimana orang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata sebelum insiden atau gagasan yang tolong-menolong terjadi.
Majas Paradoks yakni gaya bahasa yang mengemukakan hal yang seperti bertentangan, namun tolong-menolong tidak alasannya yakni objek yang dikemukakan berbeda.
Majas Parabel yakni gaya bahasa parabel yang terkandung dalam seluruh karangan dengan secara halus tersimpul dalam karangan itu pedoman hidup, falsafah hidup yang harus ditimba di dalamnya.
Majas Personiļ¬kasi atau penginsanan yakni gaya bahasa yang cara pengungkapannya dengan menjadikan benda mati berkelakuan menyerupai manusia.
Majas Pun atau Paronomasia yakni kiasan dengan memakai kemiripan bunyi.
[R]
Majas repetisi yakni gaya bahasa perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat atau wacana yang dianggap penting untuk menawarkan penekanan.
Majas Resentia yakni gaya bahasa yang melukiskan sesuatu yang tidak menyampaikan tegas pada bab tertentu dari kalimat yang dihilangkan.
[S]
Majas Sigmatisme yakni gaya bahasa dengan cara mengulang suara konsonan.
Majas Sinestesia yakni gaya bahasa berupa ungkapan yang berafiliasi dengan suatu indra untuk dikenakan kepada indra lain.
Majas Simploke yakni repetisi pada awal dan final beberapa baris atau kalimat berturut-turut.
Majas Silepsis dan Zeugma yakni gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain tolong-menolong hanya salah satunya mempunyai relasi sebuah kata dengan dua kata yang lain tolong-menolong hanya salah satunya mempunyai relasi dengan kata pertama.
Majas Sinekdoke Pars Pro Tato yakni gaya bahasa yang menyebutkan sebagian hal untuk menyatakan keseluruhan.
Majas Sinekdoke Totem Pro Parte yakni gaya bahasa yang menyebutkan seluruh hal untuk menyatakan sebagian.
Majas Sinisme yakni gaya bahasa sindiran yang lebih agresif dari ironi atau sindiran tajam
Majas Sarkasme yakni gaya bahasa yang paling kasar, bahkan adakala merupakan kutukan.
Majas Satire yakni ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.
Majas Simbolik yakni gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau perlambang.
[T]
Majas Tautologi yakni gaya bahasa yang berupa pengulangan kata dengan memakai sinonimnya.
Majas Tautotes Ada;aj repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi.
Majas Tautologi yakni gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau mempergunakan kata-kata yang diterangkan atau mendahului.
Majas Tropen yakni gaya bahasa yang memakai kiasan dengan kata atau istilah lain terhadap pekerjaan yang dilakukan seseorang.
Majas menurut urutan abjad, halamanan [Pengertian] dan halaman [A – I]
Pencarian Populer
Pengertian, Istilah, Macam dan Contoh Majas |
Sering kali majas dianggap sinonim (persamaan atau padanan kata) dari gaya bahasa. Namun tolong-menolong majas merupakan bab dari gaya bahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa majas yakni cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain; kiasan.
Majas termasuk dalam tataran semantik yaitu cabang linguistik yang mempelajari arti/makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi lain, alasannya yakni hanyalah suatu kasus khusus dari fungsi implisit (dalam metafora, metonimi, sinekdok, litotes, ironi, dan lain-lain).
Secara internasional majas merupakan a figure of speech (stylistic device atau rhetorical device) yaitu salah satu teknik untuk menawarkan pemanis makna, gagasan, atau perasaan dengan memakai sebuah kiasan (perangkat gaya atau perangkat retoris ) untuk menawarkan penekanan, kesejukan ekspresi, atau kejelasan.
Macam-macam Dan Contoh Majas
Banyak macam majas yang ada, baik itu digunakan untuk tuturan maupun tulisan. Namun secara umum, gaya bahasa majas diklasiļ¬kasikan menjadi empat macam, yaitu- Majas penegasan (gaya bahasa perulangan);
- Majas perbandingan (gaya bahasa perbandingan);
- Majas sindiran (gaya bahasa pertautan);
- Majas kontradiksi (gaya bahasa pertentangan).
Berikut beberapa majas yang sering digunakan beserta contohnya.
Majas menurut urutan abjad, halamana [A – I] dan halaman [K – T]
MACAM-MACAM MAJAS (GAYA BAHASA)
Halaman [A] – [I][A]
Majas Apofasis atau Preterisio yakni gaya bahasa yang menegaskan sesuatu dengan cara seperti menyangkal yang ditegaskan.
Contoh majas: Anda yakni kaum terdidik yang menjunjung kesantunan. Sikap tidak sopan Anda di sini telah meresahkan warga kami.
Majas Aliterasi yakni gaya bahasa dengan cara mengulang suara konsonan pada awal kata secara berurutan.
Contoh majas: Cicak itu, cintaku, berbicara perihal kita.
Majas Antiklimaks yakni gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lma semakin menurun.
Contoh majas: Ketua pengadilan negeri itu yakni orang yang kaya, pendiam, dan tidak populer namanya
Majas Antitesis yakni gaya bahasa yang memakai pasangan kata yang berlawanan maknanya.
Contoh majas: Kaya miskin, renta muda, besar kecil, smuanya mempunyai kewajiban terhadap keamanan bangsa.
Majas Anafora yakni repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap garis.
Contoh majas: Apatah tak bersalin rupa, apatah boga sepanjang masa
Majas Anadiplosis yakni kata atau frasa terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frasa pertama dari klausa berikutnya.
Contoh majas: Dalam baju ada aku, dalam saya ada hati. Dalam hati : ah tak apa jua yang ada.
Majas Aliterasi yakni gaya bahasa berupa perulangan suara vokal yang sama.
Contoh majas: Keras-keras kena air lembut juga
Majas Asonansi yakni gaya bahasa berupa perulangan suara vokal yang sama.
Contoh majas: Ini luka penuh luka siapa yang punya
Majas Anastrof atau Inversi yakni gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat kalimat mendahului subejeknya alasannya yakni lebih diutamakan.
Contoh majas: Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.
Majas Apostrof yakni gaya bahasa yang berbentuk pengalihan amanat dari para hadirin kepada sesuatu yang tidak hadir.
Contoh majas: Hai kau semua yang telah menumpahkan darahmu untuk tanah air bercinta ini berilah biar kami sanggup mengenyam keadilan dan kemerdekaan menyerupai yang pernah kau perjuangkan
Majas Asindeton yakni gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa memakai kata penghubung biar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan.
Contoh majas: Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang melepaskan nyawa.
Majas Asosiasi atau Simile yakni gaya bahasa yang membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya.
Contoh majas: Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam
Majas Alegori yakni gaya bahasa yang membandingkan kehidupan insan dengan alam.
Contoh majas: Iman yakni kemudi dalam mengarungi zaman.
Majas Alusi yakni gaya bahasa yang menghubungkan sesuatu dengan orang, tempat atau peristiwa.
Contoh majas: Kartini kecil itu turut memperjuangkan haknya
Majas Antonomasia yakni gaya bahasa yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri.
Contoh majas: Yang Mulia tak sanggup menghadiri pertemuan ini.
Majas Antifrasis yakni gaya bahsa ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna sebaliknya, yang sanggup saja dianggap sebagai ironi sendiri, atau kata-kata yang digunakan untuk menangkal kejahatan, roh jahat, dan sebagainya.
Contoh majas: Engkau memang orang yang mulia dan terhormat
Majas Alusio yakni gaya bahasa yang memakai pribahasa atau ungkapan.
Contoh majas: Apakah insiden Turang Jaya itu akan terulang lagi?
Majas Anakronisme yakni gaya bahasa yang memperlihatkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada ketika itu.
Contoh majas: dalam goresan pena Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam belum ada)
Majas Asindeton yakni gaya bahasa yang bersifat padat dan mampat, beberapa kata, frasa, klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung. Acuan yang sanggup dipergunakan sanggup berbahasa asing, bahasa Indonesia, maupun bahasa daerah.
Contoh majas: Gegap gempita membahana.
[E]
Majas Epizeuksis yakni repetisi yang bersifat langsung, artinya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut.
Contoh majas: Kita harus bekerja, bekerja, dan bekerja untuk mengajar semua ketinggalan kita.
Majas Epistrofora yakni repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa pada final kalimat berurutan
Contoh majas: Bumi yang kau diami, maritim yang kaulayari yakni puisi, Udara yang kau hirupi, ari yang kau teguki yakni puisi
Majas Epanalepsis yakni pengulangan yang berwujud kata terakhir dari baris, klausa atau kalimat, mengulang kata pertama.
Contoh majas: Kita gunakan pikiran dan perasaan kita.
Majas Elipsis yakni gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan gampang sanggup diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca.
Contoh majas: Risalah derita yang menimpa ini.
Majas Eufimisme yakni gaya bahasa penghalus untuk menjaga kesopanan atau menghindari timbulnya kesan yang tidak menyenangkan.
Contoh majas: Anak ibu lamban mendapatkan pelajaran
Majas Erotesis atau Pertanyaan Retoris yakni pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau goresan pena dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan aksentuasi yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban.
Contoh majas: inikah yang kau namai bekerja?
Majas Eponim yakni gaya dimana seseorang namanya begitu sering dihubungakan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu digunakan untuk menyatakan suatu sifat tertentu sehingga nama itu digunakan untuk menyatakan sifat itu.
Contoh majas: Hellen dari Troya untuk menyatakan kecantikan.
Majas Epitet yakni gaya bahasa yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau sesuatu hal.
Contoh majas: Lonceng pagi untuk ayam jantan.
Majas Eksklmasio yakni gaya bahasa yang memakai kata-kata seru atau tiruan bunyi.
Contoh majas: Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.
Majas Enumerasio yakni beberapa insiden yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu biar tiap insiden dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas.
Contoh majas: Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya bahtera nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.
[H]
Majas Hiperbola yakni gaya bahasa yang cara pengungkapannya dengan melebih-lebihkan kenyataan sehingga menjadi tidak masuk akal.
Contoh majas: Di teras rumah Ayah sedang tekun membaca koran. Koran tampak capek dibaca Ayah hingga huruf-hurufnya berguguran ke lantai, berhamburan ke halaman.
Kita berjuang hingga titik darah penghabisan
Majas Histeron Proteron yakni gaya bahasa yang merupakan kebailikan dari sesuatu yang logis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar.
Contoh majas: Bila ia sudah berhasil mendaki karang terjal itu, sampailah ia di tepi pantai yang luas dengan pasir putihnya
Majas Hipalase yakni gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan.
Contoh majas: ia masih menuntut almarhum maskawin dari Kiki puterinya (maksudnya menuntut maskawin dari almarhum)
[I]
Majas Ironi yakni gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan.
Contoh majas: Manis sekali kopi ini, gula mahal ya?
Majas Inuendo yakni gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh majas: Ia menjadi kaya raya alasannya yakni mengadakan kemersialisasi jabatannya
Majas Interupsi yakni gaya bahasa yang memakai kata-kata atau bab kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat.
Contoh majas: Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh wanita lain.
Majas menurut urutan abjad, halamanan [Pengertian] dan halaman [K – T]
Halaman [K] – [T]
[K]
Majas Klimaks yakni gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin usang semakin meningkat.
Contoh majas: Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan.
Majas Kiasmus yakni gaya bahasa yang terdiri dari dua bagian, yang bersifat berimbang, dan dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan frasa dan klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan frasa atau klausa lainnya.
Contoh majas: Semua kesabaran kami sudah hilang, lenyap sudah ketekunan kami untuk melanjutkan perjuangan itu.
Majas Koreksio atau Epanortosis yakni gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya.
Contoh majas: Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
Majas Kontradiksio Interminis yakni gaya bahasa yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah dikemukakan sebelumnya.
- Contoh majas: semuanya telah diundang, kecuali Sinta.
[L]
Majas Litotes yakni gaya bahasa yang pengungkapannya dengan cara mengecilkan fakta yang bertujuan untuk merendahkan diri.
Contoh majas: “Mari saya antar dengan gerobak saya ini,” kata Pak Budi pada paman, sambil membukakan kendaraan beroda empat BMW-nya yang mengkilap
[M]
Majas Metonemia yakni gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain, alasannya yakni mempunyai kedekatan.
Contoh majas: Ke mana-mana, ia selalu naik ford. (ford = Henry Ford, pendiri perusahaan kendaraan beroda empat Ford Motor)
Majas Mesodiplosis yakni repetisi di tengah-tengah baris-baris atau beberapa kalimat berurutan.
Contoh majas: Para pembesar jangan mencuri bensin. Para gadis jangan mencari perawannya sendiri.
Majas Metafora yakni gaya bahasa yang membandingkan suatu benda tertentu dengan benda lain yang mempunyai sifat sama.
Contoh majas: Jantung hatinya hilang tiada berita
Majas Metonimia yakni gaya bahasa yang memakai nama ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri.
Contoh majas: Ia memakai Jupiter kalau pergi ke sekolah
[O]
Majas Oksimoron yakni gaya bahasa yang mengandung kontradiksi dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama.
Contoh majas: Keramah-tamahan yang bengis
Majas Okupasi yakni gaya bahasa yang menyatakan bantahan atau keberatan terhadap sesuatu yang oleh orang banyak dianggap benar.
Contoh majas: Minuman keras sanggup merusak sanggup merusak jaringan sistem syaraf, tetapi banyak anak yang mengkonsumsinya.
[P]
Majas Pleonasme yakni gaya bahasa dengan menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah terang atau menambahkan keterangan yang tolong-menolong tidak diperlukan.
Contoh majas: Api itu panas yang sanggup membakarmu.
Majas Pararima yakni gaya bahasa dengan cara mengulang konsonan di awal dan final dalam kata atau bab kata yang berlainan.
Contoh majas:
Majas Polisindeton yakni gaya bahasa kebalikan dari asidenton, beberapa kata, frasa, klausa yang berurutan dihubungkan satu sama lain dengan kata sambung.
Contoh majas: Jembatan telah mengantar orang bukit menuju pasar menuju sawah menuju sekolah.
Majas Paralelisme yakni gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau kalimat.
Contoh majas: Jika kau minta, saya akan datang
Majas Polisindeton yakni gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut dengan memakai kata penghubung.
Contoh majas: Kemanakah burung-burung yang gelisah dan tak berumah dan tak mengalah pada gelap dan hambar yang merontokkan bulu-bulunya?
Majas Pleonasme yakni gaya bahasa yang menawarkan keterangan dengan kata-kata yang maknanya sudah tercakup dalam kata yang diterangkan atau mendahului.
Contoh majas: Darah merah membasahi baju dan tubuhnya
Majas Parifrasis yakni gaya bahasa yang menggantikan sebuah kata dengan frase atau serangkaian kata yang sama artinya.
Contoh majas: Kedua orang itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan tempat itu
Majas Prolepsis atau Antisipasi yakni gaya bahasa dimana orang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata sebelum insiden atau gagasan yang tolong-menolong terjadi.
Contoh majas: Kedua orang renta itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan tempat itu.
Majas Paradoks yakni gaya bahasa yang mengemukakan hal yang seperti bertentangan, namun tolong-menolong tidak alasannya yakni objek yang dikemukakan berbeda.
Contoh majas: Dia besar tetapi nyalinya kecil.
Majas Parabel yakni gaya bahasa parabel yang terkandung dalam seluruh karangan dengan secara halus tersimpul dalam karangan itu pedoman hidup, falsafah hidup yang harus ditimba di dalamnya.
Contoh majas: Cerita Ramayana melukiskan maksud bahwa yang benar tetap benar
Majas Personiļ¬kasi atau penginsanan yakni gaya bahasa yang cara pengungkapannya dengan menjadikan benda mati berkelakuan menyerupai manusia.
Contoh majas: Hujan itu menari-nari di atas genting
Majas Pun atau Paronomasia yakni kiasan dengan memakai kemiripan bunyi.
Contoh majas: Tanggal satu gigi saya tinggal satu
[R]
Majas repetisi yakni gaya bahasa perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat atau wacana yang dianggap penting untuk menawarkan penekanan.
Contoh majas: Kamu harus berguru dan terus berguru alasannya yakni dengan berguru sanggup menggapai cita-citamu.
Majas Resentia yakni gaya bahasa yang melukiskan sesuatu yang tidak menyampaikan tegas pada bab tertentu dari kalimat yang dihilangkan.
Contoh majas: “Apakah ibu mau….?”
[S]
Majas Sigmatisme yakni gaya bahasa dengan cara mengulang suara konsonan.
Contoh majas: Sampai suatu ketika kita terpaksa merapat. Tragedi itu tercipta dengan cepat
Majas Sinestesia yakni gaya bahasa berupa ungkapan yang berafiliasi dengan suatu indra untuk dikenakan kepada indra lain.
Contoh majas: la tersenyum kecut ketika mendengar dirinya tidak lolos ujian. (kecut = asam, untuk indra pengecap)
Majas Simploke yakni repetisi pada awal dan final beberapa baris atau kalimat berturut-turut.
Contoh majas: Kau bilang saya ini egois, saya bilang terserah aku. Kau bilang saya ini judes, saya bilang terserah aku.
Majas Silepsis dan Zeugma yakni gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain tolong-menolong hanya salah satunya mempunyai relasi sebuah kata dengan dua kata yang lain tolong-menolong hanya salah satunya mempunyai relasi dengan kata pertama.
Contoh majas: ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.
Majas Sinekdoke Pars Pro Tato yakni gaya bahasa yang menyebutkan sebagian hal untuk menyatakan keseluruhan.
Contoh majas: Saya belum melihat batang hidungnya
Majas Sinekdoke Totem Pro Parte yakni gaya bahasa yang menyebutkan seluruh hal untuk menyatakan sebagian.
Contoh majas: Thailand memboyong piala kemerdekaan sesudah menggulung PSSi Harimau
Majas Sinisme yakni gaya bahasa sindiran yang lebih agresif dari ironi atau sindiran tajam
Contoh majas: Harum bener baumu pagi ini
Majas Sarkasme yakni gaya bahasa yang paling kasar, bahkan adakala merupakan kutukan.
Contoh majas: Mampus pun saya tak peduli, diberi nasihat saya tak peduli, diberi nasihat masuk ke telinga
Majas Satire yakni ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.
Contoh majas: Ya, Ampun! Soal gampang kayak gini, kau tak sanggup mengerjakannya!
Majas Simbolik yakni gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau perlambang.
Contoh majas: Keduanya hanya cinta monyet.
[T]
Majas Tautologi yakni gaya bahasa yang berupa pengulangan kata dengan memakai sinonimnya.
Contoh majas: Mengapa kau cemas dan gelisah begitu?
Majas Tautotes Ada;aj repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi.
Contoh majas: kau menunding aku, saya menunding kau, kau dan saya menjadi seteru
Majas Tautologi yakni gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau mempergunakan kata-kata yang diterangkan atau mendahului.
Contoh majas: Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan
Majas Tropen yakni gaya bahasa yang memakai kiasan dengan kata atau istilah lain terhadap pekerjaan yang dilakukan seseorang.
Contoh majas: Untuk menghilangkan keruwetan pikirannya, ia menyelam diri di antara botol minuman.
Majas menurut urutan abjad, halamanan [Pengertian] dan halaman [A – I]
Pencarian Populer
- contoh majas
- contoh kalimat majas
- jenis jenis majas
- majas pertentangan
- majas penegasan
- majas sindiran
- majas metafora
- majas pertautan